Hot Posts

6/recent/ticker-posts

Gelombang Unjuk Rasa Global: Dari Nepal hingga Inggris, Ini Daftar Negara yang Diguncang Demo Besar-besaran

Gelombang Unjuk Rasa Global: Dari Nepal hingga Inggris, Ini Daftar Negara yang Diguncang Demo Besar-besaran

JAKARTA - Belakangan ini, gelombang demonstrasi besar-besaran melanda berbagai negara, mulai dari Asia, Eropa, hingga Australia. Meskipun tuntutannya beragam, sebagian besar aksi ini merupakan bentuk protes terhadap kebijakan atau kondisi yang dianggap merugikan masyarakat. Di Indonesia sendiri, unjuk rasa pada akhir Agustus hingga awal September lalu menelan korban jiwa, menandakan memanasnya situasi di banyak belahan dunia.

Berikut adalah daftar negara yang baru-baru ini dilanda demo besar:

Nepal: Protes Gen Z Berujung Ricuh

Pada 8 September, Nepal diguncang demo besar yang dipimpin oleh Generasi Z. Aksi ini dipicu oleh larangan pemerintah terhadap 26 platform media sosial, termasuk Facebook dan X. Namun, amarah utama demonstran adalah korupsi yang meluas di pemerintahan dan gaya hidup mewah para pejabat di tengah kesulitan ekonomi masyarakat.

Protes yang awalnya damai berubah menjadi kekerasan, menewaskan sedikitnya 72 orang. Imbasnya, mantan Perdana Menteri Khadga Prasad Sharma Oli dan beberapa menterinya mundur. Nepal kini dipimpin oleh PM sementara Sushila Karki, eks Ketua Mahkamah Agung yang dipilih oleh para pemuda.

Australia: Tuntutan Beragam di Berbagai Kota

Ribuan warga Australia melakukan demonstrasi sporadis di kota-kota besar seperti Melbourne, Sydney, dan Brisbane. Aksi ini diorganisir oleh berbagai kelompok aktivis dengan tuntutan yang berbeda-beda, antara lain:

Menentang korupsi pemerintah

Memprotes biaya hidup yang tinggi

Aksi anti-migrasi dan anti-rasisme

Dukungan untuk Palestina

Protes terkait tewasnya tokoh konservatif AS, Charlie Kirk

Timor Leste: Menolak Pembelian Mobil Parlemen

Di negara tetangga Indonesia, Timor Leste, mahasiswa memprotes rencana pemerintah membeli mobil mewah untuk 65 anggota parlemen. Demonstrasi yang awalnya damai ini berujung ricuh setelah polisi menembakkan gas air mata. Sedikitnya empat orang terluka dalam bentrokan ini, yang akhirnya membuat beberapa partai politik mempertimbangkan kembali rencana pembelian mobil tersebut.

Filipina: Protes Dana Banjir yang Diduga Dikorupsi

Sejak awal September, demonstrasi meletus di berbagai wilayah Filipina untuk memprotes dugaan korupsi dana proyek pengendalian banjir. Meskipun skalanya masih kecil, Angkatan Bersenjata Filipina telah disiagakan menjelang demo besar yang direncanakan pada 21 September, bertepatan dengan peringatan deklarasi darurat militer oleh ayah Presiden Ferdinand "Bongbong" Marcos Jr. Presiden Bongbong sendiri menyatakan dukungannya terhadap aksi protes ini.

Eropa: Isu Imigrasi dan Kebijakan Anggaran

Inggris: Kelompok sayap kanan Unite the Kingdom memimpin protes anti-imigrasi di London yang diikuti lebih dari 110.000 orang. Bentrokan dengan polisi menyebabkan 26 petugas terluka dan 25 demonstran ditangkap.

Prancis: Sekitar 175.000 demonstran memblokir jalan dan SPBU dalam aksi bertajuk "Block Everything". Aksi ini dipicu oleh rencana pemotongan anggaran pemerintah, termasuk dana pensiun dan anggaran kesehatan. Polisi menangkap ratusan orang dan menggunakan gas air mata untuk membubarkan massa.

Turki: Menuntut Kebebasan Politik

Puluhan ribu orang turun ke jalan di Ankara, Turki, menuntut kebebasan berpolitik setelah pemimpin oposisi utama, Özgür Özel, terancam digulingkan melalui proses pengadilan. Özel menuduh pemerintahan Presiden Recep Tayyip Erdogan merusak demokrasi dan mendesaknya untuk mundur.