Hot Posts

6/recent/ticker-posts

Dampak Ekonomi Belum Optimal, Bappeda Lombok Barat Evaluasi Total Senggigi Sunset Jazz 2025

Dampak Ekonomi Belum Optimal, Bappeda Lombok Barat Evaluasi Total Senggigi Sunset Jazz 2025

LOMBOK BARAT – Pemerintah Kabupaten Lombok Barat melalui Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) menggelar Rapat Evaluasi mendalam terkait penyelenggaraan event Senggigi Sunset Jazz (SSJ) 2025. Kajian ini bertujuan mengukur dampak SSJ terhadap perkembangan perekonomian lokal, terutama Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan okupansi hotel.

Rapat yang dipimpin oleh Kepala Bappeda Lobar, Deny Arif Nugroho, berlangsung pada Jumat (12/12) di Aula Kantor Bappeda dan dihadiri oleh tim akademisi dari Universitas Mataram (Unram) sebagai tim kajian SSJ 2025, serta perwakilan instansi daerah dan militer.

Okupansi Hotel Belum Terangkat

Kepala Bappeda Deny Arif Nugroho menyatakan bahwa tujuan utama evaluasi ini adalah untuk mengembangkan inisiatif dan inovasi agar event SSJ dapat menjadi sumber kemajuan perekonomian yang lebih signifikan, khususnya bagi UMKM dan masyarakat Lombok Barat.

Sementara itu, hasil paparan singkat dari Tim Kajian SSJ 2025 Unram (Prof. Jhidan, Prof Stela, dan Dr. Irwan) menekankan perlunya revisi total dalam perencanaan event tahun 2026. Tim kajian mencakup pembahasan detail mengenai persiapan, pelaksanaan, hingga pasca-kegiatan SSJ 2025, serta perlunya peningkatan daya tarik acara untuk pengunjung domestik maupun mancanegara.

Sebagai kesimpulan utama, rapat ini mencatat bahwa dampak SSJ 2025 dinilai masih belum optimal terhadap tingkat hunian (okupansi) hotel di kawasan Senggigi.

Rekomendasi Perubahan Total Mekanisme

Menindaklanjuti temuan tersebut, rapat menyimpulkan bahwa perlu ada perubahan menyeluruh pada mekanisme dan regulasi penyelenggaraan SSJ. Rekomendasi yang ditekankan untuk SSJ 2026 meliputi:

1. Inovasi Konten: Melakukan revisi dan inovasi kegiatan agar lebih kompetitif, selektif, dan menampilkan produktivitas unggulan yang menarik minat pengunjung.

2. Kualitas Pelaksanaan: Memastikan kondusifitas area, kebersihan lingkungan, dan penyiapan produk/harga yang sesuai dengan ekspektasi wisatawan.

3. Promosi Agresif: Mengintensifkan promosi dan iklan melalui berbagai saluran, mulai dari media cetak, online, hingga media sosial.

4. Sinergi Multisektor: Membangun kerjasama yang lebih intens dengan semua pihak, termasuk pemerintah daerah, pelaku bisnis (kuliner, seafood, UMKM), serta pihak swasta yang berinvestasi di kawasan wisata Senggigi.

5. Aksen Kearifan Lokal: Mengkolaborasikan penampilan artis lokal, ibukota, dan luar negeri dengan seni budaya serta kearifan lokal yang dipadukan melalui aransemen musik yang dinamis.

Melalui upaya sinergis ini, Lombok Barat diharapkan mampu menjadikan SSJ 2026 sebagai event yang lebih maju, sukses, dan mampu mengoptimalkan kontribusi signifikan terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Lombok Barat.