MATARAM - Program Cek Kesehatan Gratis (CKG) di Nusa Tenggara Barat (NTB) menunjukkan kinerja administratif yang impresif. Seluruh 177 Puskesmas di NTB berhasil melaksanakan dan melaporkan Penilaian Kinerja Puskesmas (PKG) dengan capaian 100%. Secara umum, tingkat partisipasi masyarakat provinsi mencapai angka solid, yaitu 91,92%.
Namun, data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan NTB, pada 10 Oktober 2025, juga menyoroti adanya disparitas partisipasi di tingkat kabupaten/kota serta sejumlah kendala operasional yang mendesak untuk diselesaikan.
Disparitas Partisipasi Masyarakat
Meskipun pelaporan PKG serentak mencapai 100%, tingkat kehadiran masyarakat dalam program CKG sangat bervariasi antar daerah.
Kendala Utama Pelaksanaan Program CKG
Ayu Astiti juga memaparkan beberapa kendala yang dihadapi Puskesmas dalam menjalankan program CKG:
1. Rendahnya Kesadaran Cek Dini: Masyarakat masih banyak yang belum mengetahui tentang CKG dan umumnya baru mendatangi fasilitas kesehatan (faskes) jika sudah merasa sakit.
2. Keterbatasan Sarana: Ketersediaan ruangan/tempat untuk CKG di beberapa Puskesmas masih terbatas, dan ketersediaan alat kesehatan juga masih kurang.
3. Kekurangan Logistik: Stock Bahan Medis Habis Pakai (BMHP) Puskesmas tidak seluruhnya tersedia dan terbatas untuk persediaan jangka pendek.
4. Masalah Teknis Aplikasi: Aplikasi ASIK (Aplikasi Sehat Indonesiaku) terkadang mengalami error dan belum bridging (terintegrasi) dengan sistem e-Puskesmas.
5. Tindak Lanjut Pasien: Peserta CKG komunitas (yang diperiksa di luar Puskesmas) banyak yang tidak mendatangi lagi Puskesmas untuk melengkapi jenis pemeriksaan yang diperlukan.
