SUMBAWA BARAT – Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) mulai mengambil langkah serius dalam menanggulangi bencana banjir di wilayah Kecamatan Sekongkang. Dalam Pertemuan Konsultasi Masyarakat (PKM) yang digelar di Aula Kantor Desa Tongo, Selasa (16/12), terungkap bahwa solusi penanganan membutuhkan intervensi teknis masif dan partisipasi masyarakat.
Kegiatan yang dihadiri oleh Kepala Bidang Tata Ruang PUPR KSB Ahmad Safwan, Kapolsek Sekongkang Ipda Herman, Kepala Desa Tongo Idham Halid, dan Konsultan Tenaga Ahli Sumber Daya Air (SDA) Agung Wahyu Widodo, ini fokus membahas kerentanan Tongo yang berada di kawasan pegunungan dan aktivitas pertambangan.
Kompleksitas Penyebab Banjir dan Solusi Teknis
Ahmad Safwan, Kabid Tata Ruang PUPR KSB, menjelaskan bahwa banjir merupakan masalah serius yang dipicu oleh faktor multidimensi. "Bencana banjir tidak hanya dipengaruhi oleh curah hujan tinggi, tetapi juga kondisi saluran drainase dan irigasi yang tidak berfungsi optimal, sedimentasi sungai, serta perubahan tata guna lahan," ujarnya.
Sebagai respons, Dinas PUPR berupaya melakukan langkah konkret, termasuk normalisasi sungai, pembangunan, dan perbaikan saluran irigasi dan drainase. Namun, ia menekankan bahwa upaya ini membutuhkan gotong royong dan laporan aktif dari masyarakat.
Agung Wahyu Widodo, Konsultan Tenaga Ahli SDA, memberikan analisis mendalam mengenai kondisi geografis Desa Tongo. Ia menyebut bahwa status Tongo sebagai wilayah pegunungan yang dilalui sungai utama dan anak-anak sungai, ditambah dengan aktivitas pertambangan, telah meningkatkan koefisien limpasan permukaan, memicu erosi, terutama di sekitar Sungai Sejorong.
Lebih lanjut, berdasarkan kajian kebencanaan, Desa Tongo juga tergolong rawan tsunami, kekeringan, dan gempa bumi, meskipun potensi kebakaran hutan dan lahan dikategorikan rendah.
Untuk mengatasi masalah overtopping air yang sering terjadi ke permukiman, pihak konsultan merekomendasikan:
1. Review sistem drainase desa untuk meningkatkan kapasitas pengendalian aliran air.
2. Perkuatan tebing dan tanggul banjir sepanjang total ± 1.110 meter, yang terdiri dari konstruksi CCSP sepanjang ± 200 meter dan bronjong sepanjang ± 910 meter.
Kepala Desa Tongo, Idham Halid, mengakui bahwa banjir sering berdampak pada ekonomi, lahan pertanian, dan infrastruktur desa.
Pihak desa, kata Idham, telah aktif berkoordinasi dengan dinas terkait dan mengajak masyarakat untuk bergotong royong membersihkan saluran air. "Kami juga mendorong peningkatan kesadaran masyarakat agar tidak membuang sampah sembarangan yang dapat menghambat aliran air, sehingga potensi banjir dapat diminimalisir," pungkasnya.
